Chem Andre Sepang
Pernahkan
Anda mengalami kesukaran, penderitaan atau kesedihan? Apapun bentuknya,
pernahkah Anda mengalami masa-masa keterpurukan? Saya yakin Anda pernah
mengalaminya. Entah itu kesukaran karena masalah keuangan atau tekanan
pekerjaan, entah itu penderitaan karena sakit, atau kesedihan karena
putus cinta, ditinggal pergi atau meninggal orang yang dicintai, dan
masih banyak lagi. Lalu bagaimana Anda menghadapinya?
Kita harus
menyadari bahwa hidup ini jauh lebih penting dari pada semua masalah
yang kita hadapi, di atas segala kesukaran, penderitaan dan kesedihan
yang kita alami. Kita juga harus menyadari bahwa segalanya itu harus
terjadi dan justru menjadikan hidup kita lebih indah. Semua kesukaran,
penderitaan dan kesedihan itu adalah bumbu bagi hidup kita. Hidup kita
akan lebih lezat dan bermakna jika telah dibumbui kesukaran, penderitaan
dan kesedihan.
Cobaan-cobaan
Memang benar,
selama kita hidup di dunia ini kita akan menghadapi banyak sekali
cobaan. Apa pun bentuknya. Mungkin cobaan itu ringan saja, tetapi tidak
jarang cobaan yang kita hadapi begitu berat sehingga begitu
mengguncangkan hidup dan iman kita. Bagaimana kita mengatasinya?
Coba kita
menengok ke dalam diri kita sendiri: bagaimana perasaan kita ketika
sedang mengalami cobaan? Sedih? Sakit hati? Goyah? Gemas? Putus asa?
Lalu apa yang kita lakukan ketika sedang mengalami cobaan? Menangis?
Mengurung diri? Mengasingkan diri? Pergi jauh? Melarikan diri dari
masalah? Atau segera bangkit dan berusaha mengatasi masalah?
Ya, benar!
Mengatasi masalah harus dimulai dari diri sendiri. Perasaan, pemikiran
dan sikap kita adalah kombinasi faktor-faktor penting yang menentukan
berhasil tidaknya kita dalam mengatasi masalah. Ketika masalah dalam
diri sendiri telah berhasil kita atasi, barulah kita mencoba mengatasi
sisanya. Tidak peduli masalah yang kita hadapi adalah besar atau kecil,
berat atau ringan, untuk mengatasinya harus tetap dimulai dari diri
sendiri, yaitu dengan memperbaiki perasaan, pemikiran (paradigma) dan
sikap kita.
Memang benar,
pada banyak kasus, kadang kala masalah itu menghilang sendiri, atau ada
pihak lain yang membantu kita dalam mengatasinya dengan/tanpa
sepengetahuan kita, dengan/tanpa kita minta. Tetapi tidak semuanya dapat
diatasi dengan cara demikian. Seringkali bahkan kita mencoba mengatasi
masalah dengan masalah baru.
Tidak sedikit
kasus dimana kita dihadapkan dengan masalah yang harus kita hadapi
sendiri tanpa pertolongan siapapun. Memang lebih baik dan melegakan jika
masalah bisa dihadapi bersama, mungkin dengan pasangan, keluarga,
teman/sahabat atau mungkin dengan musuh kita sekalipun. Pasti rasanya
akan lebih ringan dari pada harus dihadapi sendiri.
Meskipun
begitu, tetap saja kita harus memulai memperbaiki diri sendiri. Dari
pada kita putus asa, menangis dan menyerah, lebih baik kita mulai
bangkit dari keterpurukan dan memilih sikap untuk terus berjuang.
Ingatlah kata pepatah: “gagal adalah awal dari keberhasilan.” Dan
pepatah ini bukan omong kosong. Nilai moral dari pepatah ini adalah
bahwa kita harus memiliki pandangan dan sikap positif untuk memandang
suatu masalah atau kegagalan sebagai awal dari keberhasilan. Sikap
inilah yang harus kita bangun terlebih dahulu. Jangan pernah putus asa
walaupun kita mengalami kegagalan berkali-kali.
Nasehat lain yang baik adalah: “no pain no gain.”
Untuk maju kita harus menderita. Anggaplah penderitaan kita hari ini
dan kesukaran yang kita hadapi sekarang adalah demi kemajuan dan
keberhasilan yang telah menanti kita di ujung sana.
Selain itu
kita juga harus berpikir bahwa semua cobaan yang kita hadapi ini seperti
batu asah bagi segenap sumberdaya kita. Keterampilan kita, kecerdasan
kita, dan kemampuan kita diasah dan menunggu untuk kita gunakan dalam
mengatasi masalah di hadapan kita. Banyak sekali kasus dimana dalam
keadaan bermasalah atau krisis, orang jadi cenderung lebih kreatif dan
inovatif. Jadi asahlah keterampilan, kecerdasan dan kemampuan kita saat
mengalami keterpurukan untuk dapat mentas dari padanya.
Kesimpulan
Saat
menghadapi kesukaran, penderitaan dan kesedihan, kita harus memilih
sikap yang benar. Perasaan kita saat menghadapi masalah memang dapat
mengacaukan segalanya. Tetapi keterampilan, kecerdasan dan kemampuan
kita adalah modal penting dalam mengentaskan diri dari masalah. Kita
juga perlu menggeser paradigma tentang cobaan dan mencoba memahami bahwa
semuanya itu adalah bumbu kehidupan dan hanya sebuah batu asahan
belaka. Ketika kita berhasil mengatasinya, hidup kita jadi terasa lebih
indah. Ketika kita berhasil mentas, sadarilah bahwa kita mampu berjuang
hingga akhirnya dapat menang. Segenap keterampilan, kecerdasan dan
kemampuan kita telah terasah dengan baik dan menjadi lebih tajam untuk
siap menghadapi cobaan berikutnya. Percayalah bahwa Allah tidak pernah memberikan cobaan yang melampaui kemampuan kita.
Kapan kita
merasakan makanan yang kita makan sangat enak? Saat kita benar-benar
lapar! Kapan kita merasakan keberhasilan dan merasa bahagia oleh
karenanya? Saat kita benar-benar telah merasakan kegagalan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar