Chem Andre Sepang
Kita sering melupakan hal itu.
Padahal Alkitab berulang kali mengingatkan kita mengenai kuasa yang
begitu besar yang bersemayam di balik puji-pujian. Lihatlah bagaimana
Gideon dengan prajurit berjumlah hanya 300 orang mampu menaklukkan musuh
tak terhitung banyaknya, seperti belalang dan pasir di tepi laut, lewat
puji-pujian dan gemuruh suara sangkakala seperti yang bisa kita baca
dalam Hakim Hakim 7. Lalu perhatikan kisah ketika tembok Yerikho runtuh
di hari ke tujuh setelah dikelilingi berhari-hari. Apa yang membuat
tembok itu runtuh pada akhirnya tertulis di dalam Alkitab. Selain memang
Allah sendiri yang telah menjanjikan, "Berfirmanlah TUHAN kepada
Yosua: "Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya
dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa." (Yosua 6:2), tapi lihatlah bahwa pujian dan sorak sorai bagi Tuhan membuat tembok itu akhirnya runtuh. "Lalu
bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa
itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang
nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam
kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu." (ay
20). Lalu dalam Perjanjian Baru, kita bisa melihat ketika Paulus dan
Silas yang tengah terpasung di dalam penjara memutuskan untuk tidak
meratapi diri melainkan berdoa dan memanjatkan puji-pujian kepada Tuhan. "Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka."
(Kisah Para Rasul 16:25). Alkitab kemudian mencatat hadirnya gempa
menyelamatkan mereka (ay 26). Bukan itu saja, tetapi keputusan mereka
pun membawa pertobatan orang lain. (ay 30-33). Lihatlah bagaimana
besarnya kuasa di balik puji-pujian, dan itu semua bisa terjadi karena
ada Tuhan yang bertahta/bersemayam di atas puji-pujian. Itu dinyatakan
jelas dalam kitab Mazmur: "Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:4).
Kelelahan sering kali begitu menyiksa kita, dan membuat kita kehilangan
semangat untuk melakukan hal-hal lain termasuk tetap menyediakan waktu
untuk merenungkan Firman Tuhan, bersekutu denganNya apalagi untuk
menyanyikan puji-pujian dengan hati yang dipenuhi rasa syukur. Berbagai
aktivitas atau pekerjaan yang melelahkan seringkali merampas sukacita
dari dalam diri kita, dan kita pun semakin menjauh dari Tuhan. Akibatnya
kita akan terus menjadi semakin lemah dan dalam keadaan demikian kita
pun menjadi rentan terhadap berbagai penyakit dan juga banyak hal yang
bisa berujung pada dosa. Padahal apa yang harus kita lakukan jelas.
Tetap bersyukur dan tetap puji Tuhan, menyanyilah bagiNya meski ketika
kondisi sedang tidak kondusif secara logika sekalipun, dan lihatlah
bagaimana kuasa yang ada di balik puji-pujian ternyata mampu memberi kekuatan dan semangat baru
bagi kita. Jika menyanyi saja sudah bisa menghibur kita, sebuah
puji-pujian yang kita angkat dari lubuk hati yang terdalam mampu
berperan lebih dari itu. Bukan saja kita memuliakan dan menyenangkan
hati Tuhan lewat puji-pujian tulus dari hati kita, tetapi kita pun akan
diberi kelegaan, kekuatan, semangat dan sukacita baru untuk terus
melangkah melewati hari demi hari yang sulit. Adakah diantara
teman-teman yang merasa bahwa tenaga sudah habis terkuras tetapi
pekerjaan belum juga selesai? Adakah yang merasa kesal, sedih atau
bahkan putus asa karena timbunan pekerjaan tidak juga ada habisnya, dan
mungkin merasa bahwa apa yang anda dapatkan tidak kunjung sebanding
dengan usaha yang telah anda keluarkan? Percayalah Tuhan tidak menutup
mataNya. Dia adalah Bapa yang baik, yang sangat peduli dan mengasihi
anak-anakNya. Jika demikian, maukah anda bernyanyi memuji Dia bersama
dengan saya malam ini?
Praise the Lord no matter what, He will give you more than enough strength and spirit to overcome just about everything
Tidak ada komentar:
Posting Komentar