Sabtu, 17 September 2011

Memahami Kebesaran Kasih Kristus

“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.”
--Ef 3:18-19

Pada satu pagi, Tuhan menjamah saya dengan kasihNya ketika sedang membaca beberapa ayat dari kitab Efesus 3. Tiba-tiba, hati ini begitu dipenuhi oleh kasihNya dan air mata jatuh bercucuran karena jamahan kasih Allah yang luar biasa itu.
Padahal sebelumnya saya sudah sering membaca dan pernah mendengarkan pembahasan ayat-ayat tersebut. Tetapi pada pagi itu ayat-ayat tentang kebesaran kasih Kristus tersebut menjadi begitu hidup.

Ketika itu kebetulan saya sedang bergumul dengan beberapa masalah yang cukup berat.  Saya dihadapkan pada masa depan yang sepertinya akan suram dan juga penolakan dari keluarga. Waktu itu saya merasa seakan sudah tidak kuat lagi untuk tetap berjalan bersama Kristus karena beban hidup yang menghimpit. Tetapi saat kasihNya menjamah hidup saya maka beban hidup yang berat itu seakan terangkat dan digantikan dengan damai sejahtera yang melampaui segala akal. Semua kekuatiran dan ketakutan menjadi hilang karena jamahan kasihNya yang begitu besar. Saya mendapat kekuatan yang baru dan kembali memiliki sukacita ilahi. Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan (I Yoh 4:18b)

Saya tidak tahu dengan latar belakang anda sebelum mengenal Kristus. Tetapi latar belakang hidup saya sebelum mengenal Kristus bisa dikatakan agak tragis. Sejak kecil sampai remaja, saya mengalami banyak kejadian traumatis,kecelakaan dan sakit penyakit. Sejak kecil saya sudah diserahkan ke kuasa kegelapan dengan upacara yang sangat seram sehingga mengakibatkan trauma seumur hidup. Ketika masih balita saya pernah tercebur ke dalam baskom besar yang berisi air panas yang baru saja mendidih. Saya pernah jatuh dari loteng rumah sehingga tangan kiri patah dan empat gigi susu menjadi tanggal. Beberapa kali mengalami kecelakaan ditabrak motor dan pernah jatuh masuk ke kali ketika naik sepeda. Ditambah lagi sakit asma dan batuk kronis juga mengalami kelemahan tubuh pada bagian kaki. Selain itu sedari kecil penglihatan saya sudah kabur sehingga harus pakai kacamata minus yang cukup tebal.

Beberapa kali saya mengalami gangguan kejiwaan yang agak aneh sehingga siang dan malam hanya menangis tanpa mau bicara dengan siapapun. Ketika memasuki usia remaja (16 thn) saya mengalami depresi berat sehingga pernah berniat bunuh diri dan juga terkena insommia sehingga sulit tidur. Karena mengalami depresi dan sulit tidur maka saya menjadi pecandu rokok,pornografi dan obat tidur/penenang. Bila hari ini saya masih hidup dan bisa melayani Tuhan maka itu karena kemurahan dan kebesaran kasih Allah saja.

Terus terang saya juga tidak mengerti mengapa Tuhan mengijinkan hal itu terjadi? Mungkin Tuhan mengijinkannya agar pada satu saat ketika saya bertemu denganNya maka saya bisa mengalami kasihNya secara lebih nyata. Mungkin itu pekerjaan iblis yang ingin membunuh dan menggagalkan rencana Tuhan sebab mengetahui bahwa ada rencana besar yang telah Tuhan tetapkan dalam diri saya. Tetapi saya tidak ingin terjebak dengan menyesali masa lalu yang gelap tersebut.

Ketika saya menerima Kristus pada usia 18 tahun maka sejarah hidup saya menjadi berubah total.
Mungkin bila anda bertemu dengan saya sekarang maka anda tidak akan menduga kejadian yang pernah saya alami sebelum mengenal Kristus. Hanya kasih Yesus yang sanggup mengubah seorang yang begitu rusak dan memulihkannya serta menjadikannya menjadi bejana yang indah.

Dalam perjalanan mengikuti Kristus memang ada kalanya kita mengalami masa-masa yang kering dan seakan tidak dapat merasakan kasih Kristus lagi. Tuhan mengijinkan masa-masa kering tersebut dengan tujuan agar kita semakin bisa mengalami kasihNya yang semakin besar lagi. Kasih yang kita terima ketika pertama kali menerima Kristus harus semakin bertumbuh dan berbuah lebat. Tuhan akan mengijinkan krisis dan tekanan agar kita bisa semakin bertumbuh dalam rohani dan mengalami kasihNya yang semakin besar.

Banyak orang Kristen yang terharu ketika pergi ke Cina dan melihat betapa beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami umat Tuhan di sana. Tetapi walaupun dianiaya begitu berat gereja di Cina sangat bertumbuh pesat Walaupun kita merasa terenyuh melihat penderitaan yang mereka tetapi sebenarnya mereka tidak seperti yang kita kira sebab ditengah aniaya itu Tuhan mencurahkan anugerah yang besar.

Ketika ada seorang pengunjung yang hendak pulang ke negara asal, bertanya kepada umat Tuhan di Cina hal apakah yang mereka minta didoakan? Mereka berkata jangan berdoa agar tidak ada aniaya tetapi doakan supaya kami kuat menanggungnya. Mengapa mereka bisa berkata seperti itu? Bukankah seharusnya mereka minta didoakan agar aniaya berkurang?

Saya pernah mendengar kesaksian seorang misionaris yang dipenjarakan ketika melayani di Kamboja. Dalam kesaksiannya misionaris itu mengatakan bahwa ketika di dalam penjara, justru ia bisa mengalami hadirat dan kemuliaan Tuhan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Umat Tuhan di Cina bisa bertahan di dalam penganiaayan bahkan tidak minta didoakan supaya penganiaan berkurang sebab ditengah aniaya tersebut mereka mengalami kemuliaan Allah dan kasih karunia yang besar. Semakin besar kesulitan maka tersedia semakin besar kasih karunia.

Semua rasul Kristus yang ada didalam alkitab kecuali Yudas mati sebagai martir bagi Tuhan. Rasul Petrus mati dengan disalib terbalik sebab ia merasa tidak layak di salib secara normal seperti Kristus.
Rasul Yohanes menghabiskan sisa hidupnya dalam pembuangan di P.Patmos dan dimasukkan/digoreng dalam kuali panas. Rasul Paulus mengalami penderitaan dan aniaya yang begitu berat selama pelayanannya, kemudian dipenjara sampai mati.

Mungkin ada diantara kita yang merasa kasihan dengan penderitaan yang mereka alami. Tetapi seharusnya kita ini iri (secara rohani) dengan mereka sebab mereka mengalami kemuliaan dan kasih Tuhan yang sedemikian besar di tengah penderitaan yang mereka alami. Memang secara fisik mereka menderita tetapi kasih Allah yang besar memenuhi hati mereka sehingga membuat mereka tidak takut.

Kasih yang membuat Petrus merasa tidak layak disalib dengan normal.

Kasih yang membuat Yohanes tetap bertahan sendirian dalam pembuangan di Pulau yang terpencil.

Kasih yang membuat Paulus bisa tetap bertahan dalam penjara dan bahkan bisa bersukacita ditengah penderitaan.

Kasih itu yang telah memberi keberanian kepada banyak martir Allah yang rela menyerahkan hidupnya dan mati bagi injil.

Akhirnya, semoga kita semua bisa memahami betapa lebar,panjang, tinggi dan dalamnya kasih Kristus serta dapat mengalami kasih itu .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar